Jumat, 23 Desember 2011

Zingiber officinale (Jahe)


1. Sejarah Singkat
Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional. Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), se-famili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Languas galanga) dan lain-lain. Nama daerah jahe antara lain halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae (Jawa dan Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate), dsb.
2. Uraian Tanaman
2.1 Klasifikasi
Divisi
: Spermatophyta
Sub-divisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Zingiber
Species
: Zingiber officinale
2.2 Nama latin dan Nama daerah
·         Nama latin Zingiber officinale Rosc, untuk jahe merah: Zingiber officinale varietas rubrum
·         Nama simplisia: Zingiberis Rhizoma, Rimpang Jahe
·         Nama- nama daerah bagi jahe tersebut antara lain: halia (aceh, ambon), bahing (batak karo), sipadeh atau sipodeh (sumatera barat),  jahi (lampung), jae (jawa), jhai (madura), pese (bugis), lali (irian).
·         Nama Asing : Ginger / Red Ginger (Inggris), Khan Jiang (China), Gingembre (French), Chiang ( China)
2.3 Deskripsi
Terna berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 m, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga. Daun sempit, panjang 15 - 23 mm, lebar 8 - 15 mm, tangkai daun berbulu, panjang 2 - 4 mm; bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 - 10 mm, dan tidak berbulu; seludang agak berbulu. Perbungaan berupa malai tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bundar telur yang sempit, 2,75 - 3 kali lebarnya, sangat tajam; panjang malai 3,5 - 5 cm, lebar 1,5 - 1,75 cm ; gagang bunga hampir tidak berbulu, panjang 25 cm, rahis berbulu jarang ; sisik pada gagang terdapat 5 - 7 buah, berbentuk lanset, letaknya berdekatan atau rapat, hampir tidak berbulu, panjang sisik 3 - 5 cm; daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bundar pada ujungnya, tidak berbulu, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 - 1,75 cm; mahkota bunga berbentuk tabung 2 - 2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam, berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 - 2,5 mm, lebar 3 - 3,5 mm, bibir berwarna ungu, gelap, berbintik-bintik berwarna putih kekuningan, panjang 12 - 15 mm ; kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm ; tangkai putik 2

2.4 Jenis Tanaman
Jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas jahe, yaitu :
a.       Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak. Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih
menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bias dikonsumsi
baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar
maupun jahe olahan.
b.       Jahe putih/kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit. Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.    c. Jahe merah Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil. sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.
3. Kandungan dan Manfaat Tanaman
Rasa pedas pada jahe karena mengandung senyawa keton bernama zingeron. mengandung minyak asiri yang terdiri dari zingeberin, kamfena, lemonin, zingiberen, zingiberal, gingeral, dan shogool. Kandungan lainnya, yakni minyak damar, pati, asam organik, asam malat, asam aksolat, dan gingerin. Dalam pengobatan tradisionill, Jahe dikenal sebagai penambah nafsu makan dan menghangatkan badan. Pengaruh inilah orang cepat merasa bugar. Selain hal tersebut tanaman ini lebih dikenal berkhasiat sebagai pencahar, antirematik, dan peluruh masuk angin.  mengatasi radang tenggorokan (bronkitis), rematik, sakit pinggang, lemah syahwat, nyeri lambung, meningkatkan stamina, meredakan asma, mengobati pusing, nyeri otot, ejakulasi dini, dan melancarkan air susu ibu.Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup. Dewasa ini para petani cabe menggunakan jahe sebagai pestisida alami. Dalam perdagangan jahe dijual dalam bentuk segar, kering, jahe bubuk dan awetan jahe. Disamping itu terdapat hasil olahan jahe seperti: minyak astiri dan koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan pencampur dalam minuman beralkohol, es krim, campuran sosis dan lain-lain. Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu.
Jahe dapat merangsang kelenjar pencernaan, baik untuk membangkitkan nafsu makan dan pencernaan. Jahe yang digunakan sebagai bumbu masak terutama berkhasiat untuk menambah nafsu makan, memperkuat lambung, dan memperbaiki pencernaan. Hal ini dimungkinkan karena terangsangnya selaput lendir perut besar dan usus oleh minyak asiri yang dikeluarkan rimpang jahe. Minyak jahe gingerol yang berbau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya :
-  karena mabuk kendaraan atau pada wanita yang hamil muda
-  merangsang nafsu makan
-  memperkuat otot usus
-  membantu mengeluarkan gas usus
-  membantu fungsi jantung
-  mengobati selesma
-  mengobati batuk
-  penyakit diare
-  penyakit radang sendi tulang seperti artritis
Jahe juga dipakai untuk meningkatkan pembersihan tubuh melalui keringat.
Penelitian modern telah membuktikan secara ilmiah berbagai manfaat jahe, antara lain :
-  menurunkan tekanan darah.karena jahe dapat merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah
- Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing - masing mencerna protein dan lemak
- Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke dan serangan jantung. Gingerol juga diduga membantu menurunkan kadar kolesterol.
- Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual akibat mabok perjalanan
-  Membuat lambung menjadi nyaman, meringkankan kram perut dan membantu mengeluarkan angin
- Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal di dalam tubuh
4. Sentra Penanaman
Terdapat di seluruh Indonesia, ditanam di kebun dan di pekarangan. Pada saat ini jahe telah banyak dibudidayakan di Australia, Srilangka, Cina, Mesir, Yunani, India, Indonesia, Jamaika, Jepang, Meksiko, Nigeria, Pakistan. Jahe dari Jamaika mempunyai kualitas tertinggi, sedangkan India merupakan negara produsen jahe terbesar, yaitu lebih dari 50 % dari total produksi jahe dunia.
5. Syarat Pertumbuhan
5.1. Iklim
·         Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun.
·         Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang
terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari.
·         Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35 °C.
5.2. Media Tanam
Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung humus.  Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanahlaterik. Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.
5.3. Ketinggian Tempat
Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-2.000 m dpl. 
6. Jahe untuk Pengobatan
·         Impoten atau lemah syahwat
Siapkan 2 rimpang jahe sebesar ibu jari, 1 butir jeruk nipis, 1 butir telur ayam kampung, 1 sdt bubuk kopi, 1 sdm madu, dan sedikit bubuk merica. Cuci jahe, parut, tambahkan segelas air masak, lalu peras. Tambahkan air jeruk nipis, kuning telur, kemudian campur dengan semua bahan lainnya, aduk sampai merata. Minum seminggu sekali.
Resep lain untuk menambah gairah seks : jahe merah + ginzeng + cabe jawa (masing2 15 g) + 20 g lada hitam direbus bersama dalam 4 geas air hingga tersisa 2 gelas.  Minum masing2 1 gelas pada pagi dan sore hari, dengan menambahkan kuning telur 1 butir dan 2 sendok makan madu murni.
·         Batuk
Ambil 3 rimpang jahe sebesar ibu jari, cuci bersih dan rebus dengan 2 gelas air, didihkan hingga tinggal 1 gelas. Air rebusan jahe tersebut diminum 2 kali sehari, pagi dan sore hari.
·         Pegal-Pegal
Ambil 2 rimpang jahe sebesar ibu jari dan susu segar 2 gelas. Rimpang jahe dicuci bersih, dibakar, lalu dikuliti. Rimpang itu dimemarkan, kemudian direbus bersama dengan susu segar. Susu jahe diminum 2 kali sehari, pagi, dan sore hari, masing-masing 1 gelas.
·         Kepala Pusing
Ambil 3 rimpang jahe sebesar ibu jari, cuci bersih, bakar, dan memarkan. Seduh dengan 1 gelas air tambahkan sedikit madu atau gula aren. Minum ramuan tersebut 1 gelas sekaligus.
·         Rematik
Ambil 3 rimpang jahe sebesar ibu jari, bakar, kemudian cuci bersih, dan parut. Tempelkan parutan jahe bakar dibagian tubuh yang diserang rematik.
Resep 2 :
 Temulawak dan cabe jawa (masing2 20 g), daun komfrey dan jahe merah (masing2 25 g) + kumis kucing 30g.  Cuci semua bahan, iris tipis rimpang jahe dan temulawak.  Rebus dlm 4 gelas air sampai tersisa 2 gelas.  Minum masing2 segelas tiap pagi dan sore, tambahkan madu dan jeruk nipis untuk mengurangi rasa “jamu”
·         Sakit Pinggang
Ambil 3 rimpang jahe dan 2 buah asam jawa yang sudah masak. Cuci jahe, parut, dan campur dengan asam jawa sampai merata.Oleskan pada pinggang yang sakit.
·         Masuk Angin
Ambil 3 rimpang jahe sebesar ibu jari dan memarkan. Masukan kedalam 2 gelas air bersih dan beri sedikit gula aren.Didihkan selama 15 menit hingga airnya tinggal separuh. Saring dan minum ketika masih hangat, lakukan 2 kali sehari.
·         Untuk Payudara Indah dan Montok
Masukkan dua ruas jahe segar yang telah dikupas kulitnya, ke dalam segelas susu murni yang panas. Tambahkan satu sendok teh gula. Minumlah menjelang tidur malam setiap hari.
·         Vitiligo (Bercak putih pada kulit karena kekurangan pigmen)
Ambil 30 gr jahe, cuci bersih lalu dijus. Balurkan jus pada kulit yang menderita vitiligo tersebut.
·         Terserang cacing gelang
Ramuan: Ambil 60 gr jahe segar lalu cuci bersih. Lumatkan, campur dengan segelas air. Saring dan tambahkan madu satu sendok makan. Minum ramuan ini tiga kali sehari.



Sumber:

Selasa, 13 Desember 2011

Atmosfer dan air sebagai lingkungan abiotic yang berpengaruh terhadap ekologi tumbuhan.


Refleksi kel.4


Komponen penyusun ekologi adalah komponen biotik (terdiri dari makhluk hidup) dan komponen abiotic (terdiri dari makhluk tak hidup, contohnya suhu, tanah, atmosfer dll). Atmosfer merupakan komponen abiotic yang terdiri dari gas-gas yang tidak tampak dan tidak berwarna, sifatnya kompresibel. Stratifikasi atmosfer merupakan penggambaran  struktur atmosfer yang dibagi dalam lapisan yang berbeda-beda.  Tingkatan lapisan atmosfer antara lain: troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer dan eksosfer.
Air merupakan komponen abiotic yang vital dalam kehidupan. Tanpa danya air tidak akan ada kehidupan. Air juga merupakan salah satu factor pembatas. Siklus air/ hidrologi meliputi evaporasi, infiltrasi dan air permukaan. Terjadinya hujan merupakan hasil dari siklus air/hidrologi
Berdasarkan toleransi/karakteristik tumbuhan berdasarkan kadar air tanah, tumbuhan dibagi menjadi:
·         Hidrofita
·         Halofita
·         Xerofita
·         Mesofita








Cahaya dan suhu


Refleksi kel.3


Cahaya sangat dibutuhkan oleh kehidupan, terutama bagi organisme yang ada. Cahaya berbanding lurus dengan suhu, jika cahaya dilingkungan tinggi (intensitasnya tinggi) maka suhunya akan meningkat. Dan suhu akan berpengaruh terhadap proses transpirasi dan evaporasi.
Fotoperiodisme adalah respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya dan lama penyinaran. Berdasarkan anjang hari atau lamanya penyinaran yang dibutuhkan, tumbuhan berhari anjang, tumbuhan berhari pendek dan tumbuhan berhari netral
·         Tumbuhan berhari pendek : tumbuhan yang berbunga jika lama pencahayaan lebih pendek dari kegelapan. Biasanya berbunga pada akhir musim panas atau musim gugur, contoh: aster, krisan dan dahlia
·         Tumbuhan berhari panjang : kebalikan dari tumbuhan berhari pendek, contoh: bayam, kentang, gandum dll. Biasanya berbunga di musim semi.
·         Tumbuhan berhari netral : tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh lamanya (periode).  Contoh: bunga matahari, mawar dan kapas.
Fotoenergetik suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan berklorofil dan bakteri fotosintetik.
Empat penerima cahaya dalam tumbuhan, antara lain : fitokrom, penerima cahaya, UV-B, Kriptokrom.
Fototropisme adalah gerak tumbuhan karena rangsangan cahaya. Fototropisme dibedakan menjadi fototropisme positif (geraknya mengikuti arah cahaya) dan fototropisme negative (geraknya berlawanan dengan arah datangnya cahaya).
Organisme berdasarkan suhu tubuhnya dibedakan menjadi organisme poikilotermis dan steinotermik. Organisme poikolotermis adalah organisme berdarah dingin yang suhunya menyesuaikan dengan suhu lingkungannya.
Thermoperiodisme  adalah kondisi pertumbuhan jenis tumbuhan yang dipengaruhi suhu dan malam.



Senin, 05 Desember 2011

Tumbuhan dalam Lingkungan



Hasil refleksi dari presentasi kelompok 2
Salah satu pengertian lingkungan adalah kompleks atau kumpulan dari beberapa faktor yang saling berinteraksi satu sama lain. Lingkungan berdasarkan konteks wilayahnya dibedakan menjadi: lingkungan makro (lingkungan secara umum) dan lingkungan mikro (lingkungan yang berada disekitar tumbuhan). Sedangkan ber berdasarkan komponen penyusunnya dibedakan atas lingkungan biotik (lingkungan yg terdiri dari makhluk hidup, yg meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem dan sebagainya) dan lingkungan abiotik (lingkungan yg terdiri dari lingkungan tak hidup, yg meliputi tanah, air, suhu, cahaya dll).
Dalam lingkungannya, tumbuhan bisa mengalami stres yang diakibatkan oleh beberapa faktor yg salah satunya karena lingkungan abiotiknya yang kurang sesuai. Indikator yang menunjukkan bahwa suatu tumbuhan  mengalami stres antara lain menunjukkan  pertumbuhan yg tidak normal, daun atau bunganya layu dan tidak segar dll.
Tumbuhan dalam habitat atau tempat hidupnya memiliki peranan dan cara hidup sendiri sendiri dan hal ini dipengaruhi oleh faktor pembatas. Cara hidup dan peranan tumbuhan dalam habitatnya disebut dengan nisia atau relung. Misalnya, pohon mangga bisa menjadi produen atau tempat hidup benalu yg berarti pohon mangga tsb memiliki satu peranan penting dalam habitatnya.
Berkaitan dengan tumbuhan dan faktor pembatas, terdapat 2 hukum yang menyatakan bahwa:
·         Hukum minimum Liebig menyatakan bahwa tumbuhan akan tetap survive dengan jumlah minimum faktor pembatas yang bersangkutan. Misalnya suhu optimum tumbuhan untuk tumbuh adalah berkisar 25o C sampai 37oC tapi pada suhu 25o C (faktor pembatas minimum) tumbuhan tersebut masih dapat bertahan.
·         Hukum Toleransi menyatakan bahwa tumbuhan akan tetap tumbuh pada ambang batas faktor pembatasnya (kuran g sedikit atau melebihi sedikit dari batas minimum dan maximum)

Dari diskusi hasil presentasi kelompok 2 didapatkan 3 pertanyaan, yaitu:
1.      Menanyakan apa yg dapat dijadikan indikator bahwa tumbuhan tersebut mengalami stres, jawaban dari pemateri kurang tepat karena menjawab faktor yg menyebabkan tumbuhan itu stres  Padahal indikator yg menunjukkan tumbuhan itu stres dapat dilihat dari kondisi dan bentuk luaran daun atau bunganya dan sejenisnya
2.      Pemateri sempat mengungkapkan bahwa faktor abiotik yg salah satunya adalah bunyi dapat mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan, sehingga audiense menanyakan apakah bunyi memang benar mempengaruhi pertumbuhan. Dan berdasarkan konsep ternyata belum pernah ada riset yang menunjukkan bahwa bunyi dapat berpengaruh pada pertumbuhan tumbuhan. Sehingga kurang tepat jika pemateri memasukkan bunyi kedalam faktor abiotik yg dapat mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan tertentu
3.      Ada yang menanyakan mengenai pengertian yang lebih jelas mengenai nisia, tapi pemateri sempat rancu dalam menjelaskan nisia dengan pengertian habitat. Akhirnya dapat diketahui bahwa nisia atau relung adalah peranan maupun cara hidup tumbuhan itu sendiri dalam habitatnya yang dipengaruhi oleh faktor pembatas.